AFS oh AFS..."You will when you believe, so I believe in GOD :)"
Heyyyy...long time no write on this blog :)
So miss you {}
Sekarang, aku pengen cerita tentang AFS nihh :)
Okay, mulai dari awal yaaaaaa...
Aku adalah salah satu anak yang (alhamdulillah sekali) bisa lolos AFS sampai tahap ketiga. Segala cobaan dan godaan untuk mengundurkan diri di awal perjuangan turut mengiringi kisahku ini. Yup,awalnya aku cukup ragu untuk mengikuti seleksi Pertukaran Pelajar ini. Saat itu, malam hari H-1 sebelum seleksi tahap 1 AFS chapter Yogyakarta, aku dan 2 kakak kelasku sedang berlatih debat untuk lomba pada keesokannya. Dan saat itu coach debatku tiba-tiba saja bertanya, "Manda, gimana AFSnya? seleksinya mulai kapan?". Lalu, kujawab, bahwa seleksi tahap 1 nya akan diadakan besok. Beliaupun kaget. Mengapa saat esok harinya aku seleksi tahap 1 AFS aku memaksakan diri untuk ikut latihan debat untuk lomba besok. Akhirnya akupun dipaksa untuk fokus ikut AFS saja dan mengundurkan diri dari lomba debat besok. Dan akan digantikan oleh kakak kelasku lagi yang lebih senior. Kebetulan saat itu sekolahku hanya mengajukan satu tim. Yakni, aku dan 2 kakak kelasku itu. Akupun mulai bimbang. Antara ingin mengikuti lomba debat atau mengikuti seleksi AFS ini. Jujur dari hati yang paling dalam, aku ingiiiiiiiinn sekali mengikuti seleksi pertukaran pelajar ini, bahkan dari aku masih berada di kelas SMP. Namun, setelah kutimbang-timbang, aku ragu. Aku merasa semua itu tidak mungkin. Pertama, karena biaya AFS dengan beasiswa parsialnya yang membutuhkan dana yang tidak sedikit, padahal aku juga memikirkan bagaimana nanti adik-adikku? Lebih baik nanti uang itu untuk disimpan saja, utamakan untuk pendidkan formal. Kuliah, dan juga membiayai adik-adikku yang masih kecil-kecil. Awalnya aku berpikir, apa ini mungkin? Apa aku bisa? Di awal perjuangan aku sudah ragu.
Hingga akhirnya coach debat ku dan kedua kakak kelasku tadi menyuruhku untuk mencoba. Mengikuti tes AFS meskipun hanya di tahap 1 adalah pengalaman yang indah, dan hanya sekali seumur hidup. Ya, aku tahu itu. Tapi aku tetap saja ragu. Tapi, karena dorongan dari kakak kelasku dan coach debatku, yang mengatakan bahwa aku punya potensi besar untuk bisa lolos AFS ini, kepercayaan diriku dan semangat juangku mulai bangkit kembali. "Sudahlah, dicoba dulu" itulahh, yang aku pikirkan saat itu. Dan lama-kelamaan aku mulai berpikir, uang itu bisa dicari nanti, bahkan tanpa membuat orangtuaku susahpun, jika aku mau aku ingin mencarinya sendiri. Satu hal, teman, aku tidak ingin menyulitkan orangtuaku :) bahkan ketika ambisi itu sudah membulat, namun aku takut semua itu akan merepotkan mereka. Sebegitunya aku menyayangi mereka, hingga aku tak ingin melihat mereka susah apalagi berpikir berat karenaku. Namun, sekali lagi, kuputuskan memantapkan hati untuk ikut seleksi AFS tahap 1 ini. Kumantapkan hati, karena aku percaya, segala kemungkinan selalu ada. Tuhan Maha Adil, Maha Kuasa, Maha Kaya. Doaku padaNya hanyalah... "Tuhan, beri hamba yang terbaik. lolos atau gagal itu tak masalah, yang penting itu yang terbaik bagi hamba". Selalu kutekankan pada diriku sendiri, bahwa sepintar-pintarnya, sematang-matangnya manusia berencana, selalu ada kuasa yang lebih hebat dari itu semua. Yaa, kuasa Tuhan :)
Mungkin aku mengikuti seleksi tahap 1 itu pun karena berkat kuasa Tuhan. Di malam yang dingin, aku berpikir ulang sambil melihat 100 harapan yang aku tulis di bukuku. Nomer ke 26: "Ikut pertukaran pelajar ke luar negeri". Entah mengapa rasanya aku ingin menangis, dan akhirnyaa..tumpah juga air mataku. Sungguh, entah mengapa, aku merasa ada kekuatan magis yang masuk ke dalam hati dan pikiranku. Ada suatu asa yang tiba-tiba membuatku optimis, dan percaya. Terlebih kepada Tuhan. Mengapa saat itu aku begitu yakin, padaNya? Aku begitu yakin dan mantap. BESOK AKU AKAN IKUT SELEKSI AFS TAHAP 1.
Akhirnya akupun mengikuti seleksi tahap 1. Seleksi tertulis, pengetahuan umum, bahasa inggris, dan essay.
Di bagian pengetahuan umum, aku merasa semuanya fine-fine saja, Ada sebagian besar ilmu yang sudah aku tahu sebelumnya, bahkan jika tanpa persiapan. Aku mengerjakan semua soal itu dengan total jumlah soal 100, dengan yakin, percaya, ada kekutan yang mendorongku :)
Selanjutnya, tes bahas inggris. Yaaa, sedikit seperti tes bahasa inggris di sekolah dengan dicampur sedikit ilmu TOEFL yang sebelumnya aku pernah memperolehnya saat di Pare. Aku mengerjakannya penuh dengan konsentrasi. Kuteliti lagi satu persatu, semoga dari jawabanku ini hanya sedikit jumlah salahnya. Aku berusaha sekeras mungkin untuk tidak tidur, karena ketika aku sudah selesai waktu masih tersisa lumayan lama, namun akhirnya aku tertidur juga. hehehe
Kemudian selanjutnya tes menulis essay. Inilah bagian yang paling aku sukai. Aku membuat essay dengan heading, "Jika kau jadi orangtuaku, apa yang akan kau nasihatkan pada anak-anakmu?" Yaaaa, kurang lebih bahasanya seperti itu. Akupun menuangkan segala apa yang kupikirkan, dicampur dengan bumbu-bumbu nasihat-nasihat yang diberikan orangtuaku kepadaku. Rasanya kembali lagi, aku terharu saat membaca hasil essayku sendiri. Ingin kuingat lagi jasa-jasa orangtuaku yang begitu besar dan indah, ingin kuulang waktu agar bisa bersama dengan mereka saat kecil dulu. Saat keadaan masih baik-baik saja dan belum berubah....
Hmm...akhirnya waktu habis juga. Aku merasa cukup puas hari itu. Melelahkan karena sampai sore. Namun, aku merasa sudah memberikan yang terbaik yang bisa aku berikan. Dan satu lagi, ada dorongan luar biasa dari " Kuasa Tuhan". Itu yang paling membuatku bahagia :)
Akhirnya, kita semua pulang. Dari sekolahku sendiri (red. Muallimaat), mengirim 2 bis untuk menjemput kami. Hehehe, maklum...anak boarding school putri, pulang AFS harus dijemput agar "aman". Akhirnya kami pulang dalam keadaan hujan. Hujan yang membuatku kembali merenung.....
Akhirnya beberapa hari kemudian, sekitar 2 minggu, aku sedang menulis buku harianku. Datanglah temanku, (yang nantinya adalah temanku di seleksi tahap 3) datang ke kamarku di asrama. Saat itu sekitar jam 1 malam, ia masuk kamarku dengan membawa kertas yang berisi sekitar 80-an nomer peserta. "Man, ini ada nomermu gk?" Setelah kulihat, ternyata ada. Yak, Nomer 079. Aku senang sekali saat itu, alhamdulillah, aku lolos AFS tahap 1 :)
Kemudiannn...berlanjut lagi ke seleksi tahap 2. tapiiiiiiiii....tunggu dulu yaaa,, cukup sampai disini dulu, nanti kalau ada waktu lagi, boleh kita lanjutkan cerita ini, untuk seleksi tahap 2, dan tahap 3, sampai seleksi pemberkasan internasional. Sampai sini dulu ya.. semoga menginspirasi :)

mandaa.. follow blog kuu :):)
BalasHapusmana alamat blogmu?? :)
BalasHapus