#1 Berkas dan Hujan

Kepalaku menengadah mencoba mencari makna lebih dalam dari pesan yang disampaikan langit. Semakin kesini, pesannya semakin tersirat, sulit dipahami. Hanya mereka yang bisa membaca dengan bantuan satuan terkecil dari lubuk hati yang bisa melakukannya.
Bau udara yang biasanya biasa-biasa saja, mendadak bau tanah basah. Ternyata, aku menangkap sinyal langit. Hari ini memang hujan, tidak sesuai dengan perkiraan cuaca.
Kertas yang kubawa segera basah, tak kuasa untuk kulindungi. Hujan tak kenal kondisi, yang ia tahu adalah ia sudah patuh dalam menjalankan perintah atasannya. Bagiku, hujan kali ini sedikit mengesalkan, namun tidak bagi seseorang yang sedang berada di sampingku, dalam hati ia tersenyum melihat hujan, senyuman itu tak nampak di bibirnya, namun terlihat dari sorot matanya. Mungkin inilah yang dinamakan dengan “mata yang tersenyum”.
Jujur saja, sore itu aku setengah kegirangan. Aku baru saja mencetak lembaran-lembaran berkas tentang penerimaanku sebagai salah satu siswa pertukaran pelajar di negeri antah berantah bertuan milyaran manusia: Cina. Entahlah, setengah kegiranganku yang lain mungkin sudah aku tukar dengan air mata, kemarin. Ketidaktahuanku akan adanya aplikasi bernama VPN membuatku gila. Ya, aku gila jika tidak bisa mengakses media sosial andalan yang digunakan oleh jutaan insan yang haus akan eksistensi, tak terkecuali teman-temanku yang masih lugu. Tapi, setelah tahu VPN, aku sedikit merasa lega. Kekhawatiranku kemarin mencampuri perasaan bahagiaku, namun tak apalah. Aku memang tidak boleh terlalu bahagia. Bukankah hidup ini harus dijalankan dengan keseimbangan?

Setengah kegirangakupun nampaknya bertambah, dengan respon teman-temanku yang juga nampak bahagia ketika mendengar berita membahagiakan yang ditulis dalam berkas-berkas basah yang sedang kugenggam saat itu. Entah mengapa, kebahagiaan paling besar bagiku adalah ketika melihat orang lain tersenyum lebar karenaku. Rasanya hatiku seperti diguyur air di siang bolong. Mungkin ini yang namanya empati dibalas dengan empati, ternyata implikasinya dua arah.


Komentar

Postingan Populer