Mengapa Manusia Berbeda? #1 [Opini]

Bayangkanlah jika manusia terlahir ke dunia ini dalam keadaan sama. Kesamaan itu terletak pada warna kulit yang sama, bahasa yang sama, fitur tubuh yang sama, karakter kebudayaan yang sama, budaya yang sama, ideologi yang sama dan lain sebagainya.

Apakah kesamaan itu benar-benar bisa membuat dunia ini lebih baik?

Perbedaan nampaknya menjadi salah satu musuh bagi beberapa orang. Sensitivitas teradap "manusia lain" nampaknya sudah ada sejak zaman dahulu. Manusia memang membawa sifat kebanggaan ke dalam dirinya  hingga terlalu angkuh bahkan untuk mengakui eksistensi bangsa, atau ras lain.

Lalu sebenarnya, mengapa kita berbeda?

1. Tidak semua manusia hidup dalam satu tempat yang sama

Faktor geografis sangat memengaruhi fitur tubuh manusia. Mengapa orang di Afrika memiliki kulit yang lebih gelap? KarenaAfrika memiliki suhu udara yang cenderung tinggi, dan paparan matahari yang sangat menyengat. Kulit yang hitam, yang notabenenya memiliki lebih banyak melanin memang sudah dirancang untuk dapat bertahan di dalam kondisi iklim dan cuaca yang seperti itu. Intensitas paparan sinar matahari yang banyak dan menyengat tentunya akan menjadi "musuh" bagi kulit tanpa melanin yang cukup. Selain kulit, alasan geografis juga memengaruhi fitur tubuh lainnya, misalnya bentuk bibir yang tebal, rambut yang cenderung keriting, dan gigi yang lebih kuat.

Warna kulit sama sekali tidak melambangkan tinggi-rendahnya suatu ras di muka bumi ini. Tuhan yang Maha Adil menciptakan manusia dalam keadaan yang berbeda-beda karena itulah yang ia butuhkan untuk dapat bertahan hidup dan menyesuaikan dengan lingkungan alamnya.

2. Tidak semua manusia berpikiran hal yang sama

Kerap kali kita membenci suatu kelompok manusia lain hanya karena mereka melakukan sesuatu yang tidak bisa kita pahami. Misalnya, stereotype teradap masyarakat Asia Timur (Cina) yang sangat menyukai bekerja dan hanya hidup untuk uang. Terkadang kita salah kaprah dalam memahami, hingga akhirnya yang tersisa dalam pikiran kita hayalah rasa benci dan benci.

Seandainya kita tahu alasan mengapa para orang Cina ini sangat giat dalam bekerja. Seadainya saja kita mau tahu, pastilah kita akn lebih berusaha untuk memahami. Sejarah keterpurukan Cina di masa lalu menjadikan orang Cina yang jumlahnya sangat banyak itu (terutama pada masa pemerintahan Mao Ze Dong) menjadi aware terhadap kesejahteraan keluarganya. Yang mereka inginkan sebenarnya bukanlah uang semata, namun kesejahteraan. Tapi pola pikir yang merebak di kalangan mereka adalah "uang bisa mengakomodasi kesejateraan". Kesejahteraan bisa diperoleh dengan pendidikan yang tinggi, dan pendidikan yang tinggi membutuhkan uang yang banyak, dan uang yang banyak hanya bisa didapatkan dengan jalan bekerja keras. Saat semua tetanggamu adalah pesaingmu, maka jalan satu-satunya yang bisa dilakukan adalah bersaing dengan bekerja segat-giatnya.

Andaikan saja, kita mau lebih mengerti, mungkin kita akan bisa menghapus stereotype yang berbau negatif dan menggantinya menjadi suatu pemahaman yang bersifat faktual.

Siswa di Cina belajar dengan sangat giat

Pekerja (buruh pabrik) di Cina rela mengambil banyak jatah lembur untuk menambah penghasilan


3. Tidak semua manusia berorientasi pada hal yang sama

Orientasi hidup tidak bisa dilepaskan dengan kepercayaan tentang kematian dan apa yang akan terjadi setelahnya. Beberapa orang yang berpikir bahwa kehidupan setelah mati itu omong kosong, maka mereka akan menghindar dari pengaruh-pengaruh keagamaan dan segala bentuk paradigma ketuhanannya. Sedangkan mereka yang percaya pada kehidupan setelah mati, akan lebih memercayai ketuhanan dan perintah-perintah yang menjadi ajaran dalam agama yang dianutnya. Ajaran agama juga sangat memengaruhi bagaimana tindak-tanduk seseorang. Misalnya kaum muslimaat yang diperintahkan mengenakan hijab atau jilbab. Banyak dari orang di luar kaum itu yang tidak menyukai atau bahkan membenci apa yang mereka lakukan karean dianggap mengganggu dan tidak enak dilihat. Namun bagi mereka yang percaya pada kehidupan setelah mati dan bertuhankan Allah (sebagai muslim) merasa bahwa itu adalah salah satu aturan yang harus ditaati dalam rangka mencari jalan ridho Tuhan, sehingga bisa menjadi hamba yang disayangi olehNya, dan hal ini dipercaya bisa memberikan keuntungan rohani bagi mereka yang memercayainya.

Banyak dari manusia-manusia lain yang tidak memahami. Parahnya, lebih banyak dari mereka yang enggan untuk berusaha memahami. Hal tersebut nampaknya tidak harus diwajarkan karena mereka "berbeda".
Muslimah di Eropa yang terbentur beberapa larangan penggunaan hijab di negara-negara tertentu dan di tempat-tempat tertentu

Muslimah di Amerika menuntut kesetaraan hak





To be continued.....

Komentar

Postingan Populer